Kinerja Keuangan Astra International di Tahun 2024
Pada tahun 2024, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatat kenaikan laba kudus yang tipis, cuma sebesar 1% secara tahunan (yoy), dari Rp33,99 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp34,05 triliun. Pendapatan kudus perusahaan juga hanya tumbuh sebesar 5% yoy, dengan total mencapai Rp330,92 triliun. Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, mengungkapkan bahwa jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar pada investasi di GoTo dan Hermina, maka untung bersih Grup sedikit meningkat menjadi Rp34,1 triliun. Sementara itu, divisi alat berat, pertambangan, bangunan, dan daya masih menjadi penyumbang laba terbesar dengan perolehan Rp12 triliun, meskipun terjadi penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Djony menjelaskan, “Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan daya Grup menurun 5% menjadi Rp12 triliun, dengan penurunan pada bisnis pertambangan batu bara, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari bisnis kontraktor penambangan dan pertambangan emas.”
Divisi otomotif menjadi penyumbang laba bersih terbesar kedua, dengan perolehan Rp11,21 triliun pada tahun 2024, tetapi mengalami penurunan sebesar 2% yoy efek melemahnya pasar otomotif nasional. “Laba kudus divisi otomotif grup menurun 2% menjadi Rp11,2 triliun, terutama dipengaruhi oleh dampak penjualan mobil yang lebih rendah di lagi pelemahan pasar mobil nasional, yang diimbangi dengan peningkatan kontribusi dari bisnis sepeda motor,” terang Djony. Di sisi lain, sektor properti menunjukkan kinerja yang cemerlang dengan lonjakan untung bersih hingga 56% menjadi Rp222 miliar, berkat meningkatnya tingkat hunian di Menara Astra dan pertumbuhan bisnis residensial. “Divisi properti grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 56% menjadi Rp222 miliar, disebabkan kenaikan taraf hunian di Menara Astra dan peningkatan pendapatan dari bisnis residensial,” kata Djony. Tak cuma itu, divisi teknologi informasi juga mengalami pertumbuhan laba kudus sebesar 43% yoy menjadi Rp156 miliar, fana infrastruktur logistik mencatatkan kenaikan untung suci 37% yoy menjadi Rp1,33 triliun. Dengan pencapaian ini, Astra lanjut menunjukkan ketahanan bisnisnya meskipun menghadapi tantangan di beberapa sektor primer.