Sbypresidenku.com – Dalam acara bedah kitab yang digelar di KBRI Tokyo, Jepang, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengingatkan pentingnya hubungan yang erat antara pemimpin dan rakyatnya. Dalam peluang tersebut, SBY menyoroti bahaya yang dapat muncul kalau seorang pemimpin tidak memiliki keterhubungan emosional maupun pemahaman yang baik terhadap kebutuhan rakyatnya.
Pentingnya Koneksi antara Pemimpin dan Rakyat
Menurut SBY, seorang pemimpin yang tidak memahami rakyatnya berisiko mengambil keputusan yang tidak sinkron dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini mampu berakibat pada kebijakan yang tak efektif, bahkan dapat menimbulkan ketidakpuasan serta instabilitas di dalam negeri. “Seorang pemimpin harus bisa mendengar dan memahami rakyatnya. Kalau tak, maka kebijakannya mampu melenceng jauh dari asa rakyat,” ujar SBY.
Dalam zaman modern yang penuh dengan perubahan lekas dan tantangan mendunia, pemimpin sebuah bangsa dituntut untuk mempunyai kepekaan sosial yang tinggi serta keterampilan komunikasi yang bagus dengan warganya. SBY juga menyoroti bahwa kemampuan seorang pemimpin dalam membaca situasi nasional dan global sangat menentukan arah kemajuan suatu negara.
Tantangan Kepemimpinan di Era Globalisasi
Selain menyinggung pentingnya pemimpin yang mempunyai koneksi dengan rakyat, SBY juga mengulas tantangan yang dihadapi oleh pemimpin dalam mengelola negara di zaman globalisasi ketika ini. Ia mengingatkan bahwa pemimpin yang cuma fokus pada kepentingan politik sesaat tanpa memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat mampu membawa akibat jelek bagi stabilitas nasional.
“Di era modern ini, pemimpin tak cuma harus cerdas dalam mengambil keputusan, namun juga harus memiliki empati dan integritas,” kata SBY. Ia menekankan bahwa dalam menghadapi tantangan mendunia seperti krisis ekonomi, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik, seorang pemimpin harus mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan domestik dan internasional.
Dalam peluang tersebut, SBY juga mengajak para pemimpin masa depan buat lanjut belajar dari sejarah dan memperkuat hubungan dengan rakyat guna menciptakan kepemimpinan yang lebih inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.