Sbypresidenku.com – Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang berencana menghapus Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa, mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap proses belajar mengajar, terutama bagi anak-anak yang tertekan dengan tuntutan akademik yang tinggi. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa keputusannya ini bertujuan buat mengurangi beban mental siswa dan menghadirkan suasana belajar yang lebih menyenangkan. “Kita harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, di mana anak-anak merasa senang dan tidak terbebani,” ujar Dedi Mulyadi.
Dampak Potensial Penghapusan PR
Namun, keputusan buat menghapus PR tidak lepas dari berbagai kritik. Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa hilangnya PR mampu mengurangi inisiatif siswa untuk belajar di luar jam sekolah. Ahli pendidikan menyatakan bahwa PR pada dasarnya berfungsi untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Tanpa PR, siswa mungkin tak akan mendapatkan latihan yang cukup untuk mendalami pelajaran. Meskipun demikian, ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan kita perlu dievaluasi. Pemberian tugas rumah semestinya tidak menjadi beban, tetapi masih harus bermakna bagi siswa. Ini menjadi tantangan bagi pendidik buat merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna tanpa bergantung pada PR.
Pendapat Ahli tentang Kebijakan Dedi Mulyadi
Dalam menyikapi kebijakan ini, ahli neuroscience, Trisa, memberikan pandangan dari sisi kesehatan mental. Menurutnya, jam masuk sekolah yang terlalu pagi bisa meningkatkan risiko depresi pada siswa. “Kesehatan mental siswa sangat krusial, dan kita harus mempertimbangkan jam biologis mereka,” katanya. Ia menggarisbawahi pentingnya menciptakan jadwal yang seimbang agar siswa tak hanya konsentrasi pada akademik tetapi juga mendapatkan cukup waktu tidur dan istirahat. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan perlu didekati dari berbagai perspektif untuk menghasilkan sistem yang mendukung perkembangan anak secara keseluruhan. Dedi Mulyadi mengajak manusia uzur dan masyarakat buat mendukung langkah ini agar pendidikan di Jawa Barat semakin bagus dan berkelanjutan.