Prabowo Belajar Kepemimpinan dari SBY dan Jokowi
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya banyak belajar dari pengalaman kepemimpinan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Dalam pidatonya di Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, Prabowo membantah anggapan bahwa SBY melakukan “cawe-cawe” atau ikut campur dalam pemerintahannya. Ia menegaskan bahwa kedatangannya ke SBY dan Jokowi semata-mata untuk meminta nasihat dari para pemimpin yang telah memimpin negara selama total 20 tahun. Prabowo menyebut bahwa hanya orang yang bodoh yang tidak mau belajar dari pengalaman selama periode panjang tersebut. Selain itu, ia juga menolak anggapan bahwa Jokowi melakukan intervensi terhadap pemerintahannya, menegaskan bahwa kedekatannya dengan dua mantan presiden tersebut adalah demi menyerap ilmu dan strategi kepemimpinan mereka.
Peluncuran BPI Danantara Didampingi Dua Mantan Presiden
Sebagai bentuk penghormatan terhadap kepemimpinan pendahulunya, Prabowo mengundang SBY dan Jokowi dalam acara peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta pada 24 Februari lalu. Dalam momen tersebut, ketiganya secara simbolis menekan tombol bersama sebagai tanda peresmian lembaga pengelola investasi negara tersebut. Prabowo menekankan bahwa keberadaan BPI Danantara dengan aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS dan dana awal sekitar 20 miliar dolar AS merupakan hasil dari stabilitas yg telah dijaga oleh para pemimpin sebelumnya. Menurutnya, Indonesia bisa mencapai kondisi ini karena selama bertahun-tahun negara ini tidak diinvasi oleh bangsa lain serta tetap mampu menjaga kedaulatan dan kestabilan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemimpin masa lalu dan pemimpin saat ini menjadi kunci dalam menjaga kesinambungan pemerintahan dan pembangunan nasional.