Sbypresidenku.com – Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar, haus, dan syahwat, namun juga melatih diri buat menjaga lisan. Salah satu langkah menjaga lisan selama berpuasa adalah dengan menghindari ghibah atau membicarakan keburukan orang lain. Dalam Islam, ghibah merupakan perbuatan yang sangat dilarang, apalagi di bulan Ramadan waktu setiap amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Menjaga diri dari ghibah menjadi bagian dari kesempurnaan ibadah puasa agar tak hanya sekadar menahan rasa lapar dan dahaga, namun juga menjadi pribadi yang lebih bagus secara spiritual dan sosial.
Apa Itu Ghibah dan Mengapa Dilarang?
Ghibah secara harfiah berarti membicarakan keburukan orang lain yang kalau orang tersebut mendengarnya, ia akan merasa tersinggung atau tak suka. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa ghibah adalah menyebut sesuatu yang eksis pada saudaramu yang ia tidak suka. Waktu seseorang bertanya, “Bagaimana kalau yang aku katakan itu betul adanya?” Rasulullah menjawab, “Jika betul demikian, maka engkau telah menggunjingnya. Jika tak benar, maka engkau telah memfitnahnya.”
Perbuatan ghibah dilarang dalam Islam sebab bisa merusak ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama Muslim. Selain itu, membicarakan keburukan manusia lain juga menunjukkan akhlak yang jelek serta dapat menimbulkan permusuhan, iri hati, dan perasaan iri. Dalam Al-Qur’an, tepatnya di Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara anda memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu anda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Ayat ini menunjukkan betapa buruknya perbuatan ghibah, yang diibaratkan seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Sebagai umat Muslim, kita semestinya menjaga lisan dan menghindari segala wujud gibah demi menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial serta menjaga kesucian ibadah puasa kita.
Menghindari Ghibah buat Kesempurnaan Puasa
Puasa di bulan Ramadan tidak cuma sebatas menahan rasa lapar dan dahaga, namun juga melatih diri untuk memiliki akhlak yang lebih baik. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa ada banyak manusia yang berpuasa tetapi tak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus. Hal ini disebabkan karena mereka tak menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa mengurangi pahala puasa, salah satunya adalah ghibah.
Agar puasa kita menjadi lebih sempurna, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari ghibah. Pertama, selalu mengingat bahwa setiap kata yang kita ucapkan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Dengan pencerahan ini, kita akan lebih berhati-hati dalam berkata. Kedua, jika kita berada dalam lingkungan yang sering membicarakan keburukan orang lain, sebaiknya segera menjauh atau mengalihkan topik pembicaraan agar tak ikut terjerumus dalam dosa ghibah. Ketiga, berbicara hanya jika diperlukan dan memastikan bahwa pembicaraan kita membawa manfaat bagi diri sendiri dan manusia lain. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara baik atau tenang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menekankan betapa pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih tengah ketika berpuasa. Kalau kita tidak mempunyai sesuatu yang bagus buat diucapkan, maka lebih bagus tenang agar tak terjerumus dalam perbuatan dosa seperti ghibah.
Selain itu, memperbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an ketika berpuasa juga mampu menjadi solusi buat menghindari ghibah. Dengan lebih banyak menghabiskan waktu buat beribadah, kita akan terhindar dari percakapan yang tidak berguna dan menjaga kesucian puasa kita. Rasulullah SAW juga mencontohkan untuk memperbanyak ibadah serta mengendalikan emosi selama Ramadan, bahkan beliau mengajarkan doa yang dapat dibaca waktu merasa tergoda buat bertindak tak baik:
"Jika ada seseorang mengajak bertengkar atau mencelamu, katakanlah: 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa