Sbypresidenku.com – Pasar Otomotif Nasional 2025 Statis Menantang
Yusak Kristian, Presiden Direktur Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), menilai bahwa pasar otomotif nasional pada tahun 2025 tetap menghadapi tantangan akbar. Beberapa faktor seperti kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat turut berpengaruh terhadap industri kendaraan bermotor di Indonesia. Dalam pernyataannya di Jakarta pada Rabu (5/3), Yusak mengakui bahwa situasi ini cukup sulit, meskipun dari segi produk dan ekosistem Isuzu masih dalam kondisi baik.
“Jadi kalau ditanya bagaimana melihat tahun ini ya itu statis sesuatu yang challenging, tapi kami berharap total ekosistem mendukung. Karena kalaupun Isuzu baik-baik saja secara produk dan total package oke, tapi jika total ekonomi tak terlalu bergerak ya tak menjadi faktor primer,” kata Yusak.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya telah memproyeksikan total penjualan otomotif nasional pada tahun 2025 mencapai 900 ribu unit, angka yang lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2024 sebesar 865.723 unit. Namun demikian, target ini masih menunjukkan kelesuan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terutama mengingat sasaran awal tahun 2024 yang semula ditetapkan sebesar 1,1 juta unit, tetapi kemudian direvisi menjadi 850 ribu unit sebab menurunnya energi beli masyarakat.
Tantangan Isuzu dalam Menaikkan Penjualan
Penjualan otomotif nasional pada tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 13,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni dari 1.005.802 unit menjadi hanya 865.723 unit. Tren penurunan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Isuzu, yang ikut terdampak oleh melemahnya permintaan kendaraan di pasar. Yusak mengakui bahwa untuk kembali mencapai nomor penjualan 1 juta unit dalam ketika dekat adalah hal yang menantang.
“Tapi memang agak berat untuk kembali ke titik sebelum tahun lampau sebab buat dari satu juta itu tiba-tiba dropnya cuma 800an ribu. Dan itu yang kita harapkan tahun ini tentu lebih baik dari tahun kemudian, tapi buat kembali ke angka satu juta tentu challenging,” ujarnya.
Selain tantangan dari segi daya beli masyarakat, Yusak juga menyebutkan bahwa ada beberapa hambatan dari segi regulasi. Beberapa aturan yang baru saja difinalisasi pada akhir tahun 2024 membikin Isuzu sulit untuk memulai tahun 2025 dengan optimal. Hal ini berdampak pada distribusi wholesales dari pabrik ke dealer, yang pada Januari 2025 mengalami penurunan menjadi 61.843 unit dari sebelumnya 79.806 unit pada Desember 2024.
Isuzu sendiri hanya mampu menyumbang penjualan sebesar 2.206 unit pada Januari 2025. Menurut Yusak, situasi ini terjadi karena kebijakan yang finalisasinya dilakukan di menit-menit terakhir pada akhir tahun 2024, sehingga perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan lekas buat mengejar penjualan awal tahun.
“Ditambah Januari kemarin kami cukup breakdown sebab eksis beberapa regulasi yang finalisasinya mepet akhir tahun. Jadi awal Januari itu kami gak mampu lari dengan kecepatan penuh. Sehingga eksis beberapa yang kelihatan agak hilang di Januari. Dan Februari kalau ditanya sudah lebih baik dari Januari,” tutup Yusak.
Meskipun begitu, Yusak masih optimis bahwa pasar otomotif nasional akan mengalami pemugaran secara bertahap sepanjang tahun 2025. Baik dari sisi regulasi maupun kondisi ekonomi, Isuzu berharap eksis dukungan lebih besar bagi industri kendaraan agar bisa kembali mencapai angka 1 juta unit penjualan seperti sebelum tahun 2024.