Sbypresidenku.com – Patroli Sahur, Tradisi yang Terus Lestari
Patroli sahur statis menjadi kebiasaan yang melekat di tengah masyarakat selama bulan Ramadan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan membangunkan penduduk agar tak melewatkan ketika sahur, yang merupakan bagian krusial dalam menjalankan ibadah puasa. Biasanya, patroli sahur dilakukan oleh golongan pemuda dengan menggunakan alat musik seperti kentongan, drum, atau bahkan alat modern seperti sound system kecil. Tradisi ini menghadirkan suasana khas Ramadan yang semakin semarak di berbagai daerah.
Kendati memiliki niat baik, nir jarang patroli sahur malah menimbulkan gangguan bagi masyarakat. Beberapa warga mengeluhkan bunyi bising yang terlalu keras atau ketika patroli yang dilakukan terlalu awal hingga mengganggu ketika istirahat. Oleh sebab itu, sejumlah pemerintah daerah, termasuk Kepala Kabupaten Nahas, Sahid, mengimbau agar kegiatan ini dilakukan dengan tertib dan tak mengganggu kenyamanan warga yang sedang beristirahat.
Menjaga Tradisi dengan Tetap Menghormati Masyarakat
Menjalankan tradisi patroli sahur memang merupakan porsi dari budaya yang mempererat kebersamaan, khususnya di kalangan anak muda. Tetapi, dalam pelaksanaannya, perlu adanya kesadaran untuk tetap menghormati hak orang lain dalam mendapatkan istirahat yang cukup. Oleh sebab itu, krusial bagi setiap kelompok yang melakukan patroli sahur untuk memahami batasan dan tata langkah yang bagus agar kegiatan ini tetap berjalan dengan kondusif.
Kepala Kabupaten Malang, Sahid, menegaskan agar patroli sahur dilakukan dengan cara yang tidak mengganggu ketertiban generik. Beliau mengingatkan bahwa kegiatan ini sebaiknya dilakukan dengan suara yang sewajarnya serta dalam waktu yang tidak terlalu dini atau terlalu larut. “Jangan sampai niat baik ini malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat,” ujarnya. Selain itu, Sahid juga mengimbau agar patroli sahur nir disalahgunakan untuk kepentingan lain seperti balapan liar atau kegiatan yang mengarah pada tindakan yang merugikan masyarakat.
Dengan adanya imbauan ini, diharapkan tradisi patroli sahur masih lestari tanpa menimbulkan dampak negatif. Sebagai bagian dari komunitas, setiap individu mempunyai tanggung jawab dalam menjaga ketertiban serta menghormati hak orang lain. Kalau dilakukan dengan penuh pencerahan dan tanggung jawab, patroli sahur mampu masih menjadi tradisi positif yang mempererat solidaritas masyarakat di bulan suci Ramadan.