Sbypresidenku.com – The Government Remains Vigilant Against DBD in East Jakarta
Meskipun kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Timur statis tergolong bawah, Pemerintah Kota Jakarta Timur masih menggencarkan program pencegahan melalui gerakan 3M Plus. Program ini mencakup menguras tempat penampungan air, menutup loka yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. In addition, additional efforts such as the distribution of larvicides and fogging continue to be carried out to ensure that the mosquito population remains controlled.
Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga Maret 2025 terdapat 1.416 kasus DBD, dengan Jakarta Barat mencatat jumlah tertinggi. Sementara itu, di Jakarta Timur, jumlah kasus masih relatif bawah. Para ahli menduga faktor perubahan iklim turut berkontribusi terhadap rendahnya nomor kasus DBD di wilayah ini. Tetapi, pemerintah masih menekankan the importance of prevention efforts and must not let their guard down, mengingat DBD masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia.
—
The Spread of Wolbachia Mosquitoes as a Long-Term Solution
Sebagai porsi dari strategi pencegahan jangka panjang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memperluas penyebaran Wolbachia mosquitoes di beberapa daerah, termasuk Jakarta Barat. Nyamuk dengan bakteri Wolbachia ini terbukti dapat inhibit the development of the dengue virus in the mosquito’s body, thus reducing the possibility of transmission to humans. Langkah ini merupakan bagian dari program inovatif yang telah diadopsi di berbagai negara dengan tingkat keberhasilan yang signifikan.
Tetapi, usaha ini masih membutuhkan support from the community, terutama dalam maintaining environmental cleanliness and implementing preventive measures. Wagub Rano Karno juga mengingatkan penduduk buat tetap waspada terhadap DBD, terutama di musim penghujan, karena potensi berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penyebaran virus. “Kami menghimbau masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan dan menjaga lingkungan sekitar agar masih kudus,” ujarnya. Pemerintah berharap campur antara strategi inovatif dan partisipasi masyarakat dapat menekan angka kasus DBD secara signifikan di masa depan.