Sbypresidenku.com – Dalam bulan suci Ramadan, berbagai istilah aneh kerap muncul dan menjadi tren di media sosial. Salah satu istilah yang belakangan ini sering digunakan adalah “mokel”. Istilah ini menarik perhatian banyak manusia, khususnya anak muda yang aktif di media sosial. Tetapi, bagi sebagian besar masyarakat yang belum familiar, kata “mokel” mungkin masih terdengar asing dan membingungkan. Lantas, apa sebenarnya arti mokel dalam bahasa gaul, dan bagaimana istilah ini muncul serta digunakan dalam konteks sehari-hari?
Pengertian Mokel dan Asal-Usulnya
Mokel adalah istilah dalam bahasa gaul yang biasanya digunakan oleh masyarakat di wilayah Jawa Timur, terutama di daerah Nahas dan sekitarnya. Secara sederhana, mokel berarti “batal puasa” atau “makan dan minum di siang hari waktu berpuasa”. Biasanya, istilah ini dipakai untuk menyebut seseorang yang nir menjalankan ibadah puasa dengan sempurna karena memilih buat makan atau minum sebelum saat berbuka sampai.
Walau terdengar ringan, mokel kerap kali digunakan dalam konteks bercanda di antara kawan dan keluarga yang mengetahui seseorang telah membatalkan puasanya, baik sebab dalih eksklusif maupun secara sengaja. Istilah ini nir memiliki arti negatif yang tajam, tetapi lebih kepada lelucon yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Fenomena Mokel di Media Sosial
Mokel menjadi semakin populer di dunia maya seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial. Banyak orang menggunakan istilah ini dalam unggahan mereka, baik dalam wujud teks, meme, maupun video pendek yang menghibur. Momen di mana seseorang ketahuan mokel sering kali menjadi bahan candaan dan diabadikan dalam berbagai unggahan yang mengundang tawa.
Beberapa influencer dan pengguna media sosial bahkan membahas fenomena ini dalam konten mereka. Eksis yang mengulas tentang berbagai dalih seseorang mokel, dari yang klasik seperti merasa terlalu lapar atau haus, hingga alasan unik yang mengundang gelak tawa. Sering kali, masyarakat yang mengetahui sahih maksud dari mokel akan cepat mengenali unggahan semacam ini dan ikut berpartisipasi dalam diskusi atau berbagi pengalaman serupa.
Dalam konteks yang lebih luas, fenomena mokel menunjukkan bagaimana budaya populer lanjut berkembang dan menciptakan istilah-istilah baru yang lekas menyebar di kalangan netizen. Istilah ini nir hanya menggambarkan tindakan batal puasa, tetapi juga menjadi bagian dari hubungan sosial yang mencerminkan watak humoris masyarakat Indonesia.
Walau demikian, statis penting untuk menghormati nilai-nilai keagamaan dan memahami bahwa bagi sebagian orang yang menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh, urung puasa bukanlah hal yang semestinya dijadikan bahan candaan. Oleh sebab itu, penggunaan istilah ini hendaknya masih dalam batas kewajaran dan tak menyinggung perasaan manusia lain.
Dengan semakin berkembangnya budaya digital, istilah-istilah gaul seperti mokel kemungkinan akan terus bermunculan dan mengalami perubahan makna seiring ketika. Fenomena ini menunjukkan bagaimana bahasa terus berevolusi dan beradaptasi dengan kebutuhan komunikasi masyarakat modern.
