Program Hilirisasi dan Megaproyek di Era Prabowo Subianto
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan komitmennya untuk melanjutkan program hilirisasi yang dimulai oleh pendahulunya, Joko Widodo. Dalam sebuah kesempatan di acara HUT ke-17 Partai Gerindra, Prabowo menegaskan akan meluncurkan 15 megaproyek hilirisasi tanpa bergantung pada investasi asing. Ia menyatakan bahwa fokus utama dari program ini adalah untuk memajukan perekonomian Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri secara maksimal, sesuai dengan cita-cita Bung Karno yg ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri. Prabowo menambahkan, jika ada pihak luar yg ingin berinvestasi, Indonesia akan menyambut dengan terbuka, tetapi tidak akan melakukan “pengemis” untuk menarik investasi tersebut.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menyiapkan 35 proyek hilirisasi yang memiliki nilai total sekitar Rp 2.015 triliun (sekitar US$ 123,8 miliar). Proyek-proyek ini mencakup sektor strategis seperti mineral, batu bara, serta minyak dan gas bumi, serta pengembangan hilirisasi di sektor pertanian, terutama untuk oleochemical. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa pemerintah sangat fokus pada percepatan transisi energi dan bauran energi yang diperlukan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Dengan persiapan proyek-proyek yang matang, diharapkan penawaran kepada investor dapat segera dilakukan, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Inisiatif Terbaru: Danantara dan Investasi Dalam Negeri
Prabowo juga mengumumkan peluncuran program investasi baru yang dinamakan Danantara, yang akan diresmikan pada 24 Februari. Program ini diharapkan bisa menjadi langkah konkret untuk memperkuat investasi dalam negeri sekaligus memfasilitasi proyek-proyek hilirisasi yg telah direncanakan. Ia menekankan perlunya upaya bersama untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik di dalam negeri sembari tetap menjaga kemandirian ekonomi. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menarik investor, tetapi juga untuk memastikan bahwa seluruh pengembangan sumber daya alam Indonesia dilakukan secara berkelanjutan dan memberi manfaat langsung bagi rakyat.
Dalam konteks ini, pemerintah memainkan peran kunci untuk memberikan penawaran yg menarik kepada para investor dengan menyajikan proyek yg sudah terencana. Hilirisasi di berbagai sektor, yang termasuk mineral dan energi, diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian secara keseluruhan. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga dapat berkontribusi pada perekonomian global dengan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar sumber daya alam. Prabowo mengisyaratkan bahwa, meskipun investasi asing penting, Indonesia akan berusaha keras untuk dapat melakukan eksekusi proyek-proyek ini dengan sumber daya yg ada dalam negeri terlebih dahulu.