Sbypresidenku.com – Kondisi Pengelolaan BUMN dalam Satu Dasa warsa Terakhir
Said Didu mengungkapkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, kinerja Badan Usaha Punya Negara (BUMN) mengalami banyak permasalahan serius. Ia menyoroti bagaimana pengelolaan perusahaan-perusahaan negara justru semakin memburuk karena berbagai faktor, termasuk kombinasi tangan kekuasaan yang semakin mendalam. Menurutnya, intervensi politik terhadap BUMN telah mencapai puncaknya, yang berakibat pada hilangnya profesionalisme dalam pemilihan pimpinan perusahaan. Banyak posisi strategis diisi oleh para calon legislatif yang gagal, relawan, serta keluarga pejabat, bukan oleh individu yang mempunyai kompetensi dan pengalaman yang cakap.
Selanjutnya, Said Didu juga menyoroti hancurnya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang bagus (Good Corporate Governance/GCG). Ia mengungkapkan bahwa transparansi dan akuntabilitas dalam BUMN semakin terkikis akibat intervensi politik yang berlebihan. Akibatnya, kasus-kasus korupsi dalam tubuh BUMN semakin meningkat, dengan beberapa kasus besar seperti Jiwasraya, Asabri, hingga proyek infrastruktur jalan tol dan kereta api menjadi bukti nyata dari buruknya pengelolaan keuangan perusahaan negara. Selain itu, banyak BUMN mengalami kerugian akbar, bahkan beberapa di antaranya mengalami kebangkrutan efek penugasan pemerintah yang tidak memperhitungkan aspek keberlanjutan upaya, salah satunya seperti yang terjadi pada BUMN konstruksi.
—
Asa atas Kehadiran Danantara
Dengan terbentuknya Danantara, Said Didu berharap kebijakan pemerintah kali ini benar-benar membawa perubahan yang konkret bagi perekonomian Indonesia. Ia mengingatkan bahwa tanpa adanya pemugaran dalam tata kelola dan pengelolaan BUMN, maka pembentukan entitas baru seperti Danantara berpotensi mengulang kesalahan-kesalahan yang sama di masa kemudian.
Lebih lanjut, ia pun meyakini bahwa niat baik pemerintah, dalam hal ini Presiden Prabowo, baru akan mendapatkan kepercayaan dari publik dan investor kalau dibarengi dengan kebijakan serta tindakan konkret yang membawa dampak positif. “Semoga niat baik Presiden @prabowo ditunjukkan dengan fakta keputusan bagus juga sebab publik dan investor hanya akan percaya pada tindakan/kebijakan – bukan pada niat,” tegasnya. Dalam pandangannya, transparansi dan kebijakan yang berpihak pada kepentingan bangsa dan masyarakat harus menjadi prioritas primer agar tak eksis lagi skandal maupun kebangkrutan yang merugikan negara.
Sebagai mantan pejabat yang pernah terlibat langsung dalam pengelolaan BUMN, Said Didu berharap agar Danantara dapat membawa arah baru dalam pengelolaan perusahaan negara, bukan sekadar menjadi wadah baru buat kepentingan politik semata. Baginya, kesuksesan Danantara cuma dapat dicapai jika pemerintah benar-benar meninggalkan praktik lambat yang selama ini merusak BUMN dalam satu dasa warsa terakhir.