Sbypresidenku.com – Krisis Kepemimpinan Global dan Tantangan Multilateralisme
Internasional saat ini menghadapi krisis kepemimpinan yang semakin nyata. Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyoroti masalah ini dalam pidatonya di Konferensi Tokyo 2025. Menurutnya, krisis tersebut semakin memperburuk situasi geopolitik global, di mana kepercayaan antarnegara mulai terkikis. “Multilateralisme harus diperkuat agar dunia masih stabil dan bisa mengatasi tantangan mendunia secara bersama-sama,” tegas SBY.
Krisis kepemimpinan ini ditandai dengan melemahnya peran negara-negara akbar dalam menjaga stabilitas dunia. Banyak kebijakan unilateral yang diambil tanpa mempertimbangkan dampak terhadap negara lain, sehingga menyebabkan meningkatnya ketegangan internasional. SBY menilai bahwa tanpa kepemimpinan global yang kuat dan kolaboratif, internasional akan menghadapi lebih banyak konflik dan kesulitan dalam menangani isu-isu seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, serta perdamaian dunia.
Seruan SBY buat Kembali pada Semangat Kerja Sama
Dalam konferensi tersebut, SBY juga menegaskan pentingnya semangat kerja sama antarnegara. Ia menyoroti bagaimana multilateralisme semakin melemah dampak persaingan geopolitik dan langkah-langkah unilateralis dari beberapa negara besar. “Dunia harus menemukan kembali semangat kerja sama untuk menghadapi berbagai tantangan mendunia,” ujarnya.
Salah satu contoh nyata dari melemahnya multilateralisme adalah keputusan Amerika Perkumpulan untuk mundur dari beberapa badan PBB dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini dianggap sebagai kemunduran dalam kerja sama internasional, yang pada akhirnya dapat melemahkan struktur keamanan dan stabilitas mendunia. SBY meminta agar negara-negara kembali menyantap pentingnya forum-forum internasional sebagai wadah untuk menyelesaikan perbedaan dan membangun kesepahaman berbarengan.
Mantan Presiden Indonesia itu juga menekankan perlunya upaya konkret dari berbagai pihak, termasuk organisasi internasional dan masyarakat sipil, untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kerja sama. Kolaborasi antarnegara dalam bidang ekonomi, lingkungan, dan keamanan harus didorong agar internasional tidak semakin terpecah. Jika multilateralisme terus melemah, maka perdamaian dan kesejahteraan global akan semakin sulit dicapai.
Masa Depan Multilateralisme: Harapan dan Tantangan
Meskipun menghadapi tantangan akbar, SBY masih optimis bahwa multilateralisme mampu diperkuat kembali. Ia mengajak dunia buat nir menyerah terhadap polarisasi yang terjadi selama ini. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan dialog terbuka antarnegara, kerja sama internasional yang lebih solid mampu tercapai.
Konferensi Tokyo 2025 menjadi salah satu momentum krusial untuk membangun kembali kepercayaan mendunia terhadap prinsip multilateralisme. SBY berharap bahwa diskusi dan gagasan yang muncul dalam forum ini dapat menjadi titik balik bagi korelasi internasional yang lebih baik. Bagaimanapun juga, krisis kepemimpinan dan melemahnya multilateralisme bukanlah sesuatu yang tidak terhindarkan. Dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, dunia tetap mempunyai harapan buat kembali ke jalur kerja sama yang lebih bagus di masa depan.