SBY Soroti Kebijakan Kenaikan Gaji ASN yg Minim
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyoroti stagnasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yg hanya berada di kisaran 5% selama satu dekade terakhir. Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya adalah kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN). Selama periode 2014-2024, gaji ASN, termasuk PNS, TNI, dan Polri, hanya naik sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 2015, 2019, dan 2024, sementara inflasi terus terjadi setiap tahun. SBY menegaskan bahwa daya beli ASN terus menurun akibat tidak seimbangnya kenaikan gaji dengan inflasi, yg pada akhirnya berdampak negatif terhadap konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pentingnya Penciptaan Lapangan Kerja dan Menjaga Daya Beli
Selain isu kenaikan gaji ASN, SBY juga menyoroti permasalahan ketenagakerjaan di sektor swasta. Ia menilai bahwa banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) serta terbatasnya lapangan kerja turut memperburuk kondisi ekonomi. Oleh karena itu, SBY mendorong pemerintah untuk fokus pada penciptaan lapangan kerja dan menekan angka PHK dengan memberikan insentif fiskal bagi pelaku usaha. Ia menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat sebagai salah satu strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. SBY juga menyampaikan bahwa ia telah berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai hal ini dan berharap kebijakan yg lebih berpihak pada konsumsi rumah tangga dapat segera diterapkan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.